Potongan besi dari Roket Long March 5B asal China yang jatuh di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar, dibawa petugas dari BRIN untuk diteliti lebih lanjut. |
BorneoTribun Pontiana, Kalbar - Tim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membawa dua potongan besi Roket Long March 5B asal China yang ditemukan di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat ke Kota Pontianak untuk penelitian lebih lanjut.
"Setelah ini akan dilakukan pengukuran terkait bentuk, lekuk-lekuknya, dan kalau dilihat ini diperkirakan di bagian luarnya," kata La Ode Muhammad Musafar, Koordinator Pelaksana Fungsi Layanan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer BRIN Pontianak, saat ditemui di Pontianak, Sabtu.
Dia mengatakan kehadiran BRIN tersebut, terkait dengan penemuan potongan besi atau puing dari roket milik China yang jatuh beberapa hari lalu di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau. Potongan roket Long March 5B jatuh di lahan kebun milik warga pada Minggu, 31 Juli lalu.
Potongan besi dari Roket Long March 5B asal China yang jatuh di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar, dibawa petugas dari BRIN untuk diteliti lebih lanjut. |
Hasil koordinasi pihak BRIN dengan Polda Kalbar dan Polsek Sekayam, bahwa ada ditemukan dua potongan besi bekas dari roket Long March 5B pada Senin, 1 Agustus lalu.
"Polda berkoordinasi dengan BRIN di Pontianak dan kami berkoordinasi dengan Pusat Riset Antariksa yang berada di BRIN," katanya menjelaskan.
Dia mengatakan beberapa waktu setelah mendapatkan informasi mengenai penemuan potongan dari roket, pihaknya langsung melakukan pengecekan.
"Tim BRIN ke lokasi untuk memastikan apakah benar yang ditemukan itu bekas pecahan roket Long March 5B, maka kami memutuskan perlu ada tim identifikasi untuk penemuan ini," katanya lagi.
Kemudian pada tanggal 3 Agustus, BRIN memutuskan untuk mengirim tim koordinasi ilmiah dimana di dalamnya orang-orang yang ahli dalam teknologi roket. Kemudian pada tanggal 4 Agustus, tim BRIN tersebut datang ke Polsek Sekayam, dan memastikan bahwa apa yang ditemukan tersebut benar roket dari China.
Dia menyatakan, terkait jatuhnya roket China tersebut sesungguhnya sudah diketahui pihak BRIN. Karena setiap benda langit itu bisa dihitung apalagi roket. Sehingga jika ada bahaya atau ada tanda-tanda akan jatuh, maka akan segera diberikan peringatan kepada masyarakat agar berhati-hati.
"Terkait dengan roket ini, sebelumnya tanggal 30 Juli kami dari tim riset benda jatuh antariksa melakukan pemantauan. Dan sebelum jatuh itu sudah diketahui roket akan melintas di Indonesia dan akan jatuh sekitar tanggal 31 Juli malam, sekitar jam 10 dan jam 11 malam," katanya lagi.
Sehingga tim dari satelit antariksa sudah melakukan pemantauan, kemudian ditemukan di Kalbar dua titik, tetapi tidak terlalu berjauhan.
Dia menambahkan, bekas roket yang jatuh tersebut tidak beracun dan tidak mengandung unsur yang berbahaya bagi kehidupan warga sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
"Saat ini direncanakan dikembalikan ke China. BRIN sedang melakukan kontak ke Kedutaan Besar China, tetapi belum ada update," katanya menambahkan.
Terkait dengan akan adanya riset setelah penemuan tersebut, dia mengatakan baik BRIN maupun peneliti lainnya ada yang tertarik dengan roket tersebut seperti mengenai struktur mengapa bisa jatuh dan lepas dari bodi roket itu.
Potongan besi sisa roket yang jatuh di Sanggau itu, potongan pertama diperkirakan berukuran panjang 4 meter dan lebar 2,5 meter dan yang kedua berukuran panjang 1 meter dan lebar sekitar 80 centimeter.
"Setelah ini akan dilakukan pengukuran terkait bentuk, lekuk-lekuknya, dan kalau dilihat ini diperkirakan di bagian luarnya," kata dia lagi.
(NH/ANTARA)